Perkara Beri Kabar

Bulan Juni, ibu akhirnya berangkat haji. Setelah tertunda tiga tahun akibat pandemi. Bahagia dan lega tergambar jelas di wajah ibu yang sudah menanti-nanti ke tanah suci. Seperti setumpuk rindu yang terbayarkan. Sayangnya, ibu pergi sendiri. Bapak tidak bisa berangkat tahun ini karena terbentur satu aturan dari Pemerintah Arab Saudi: Khusus tahun ini, usia peserta haji maksimal 65 tahun per akhir Juni 2022. Bapak kelebihan sembilan bulan.

Setiap hari, bapak dan ibu berkomunikasi via WhatsApp. Video call sesekali, tapi kebanyakan ngobrol di chat. Biasanya ibu kasih kabar agenda hari itu, atau aktivitas apa saja yang sudah dilakukan. Bapak bilang kepadaku bahwa ia tidak mau banyak tanya terlalu detil agar tidak mengganggu ibadah ibu. Kabar singkat saja menurut bapak sudah cukup. Yang penting bapak tahu ibu baik-baik saja dan sehat di sana.

Suatu hari, sepertinya hari ke-11 atau ke-12, ibu tak kunjung beri kabar pada bapak hingga malam tiba. Bapak masih berpikir baik, mungkin agenda ibu amat padat. Esok pagi, bapak beraktivitas rutin seperti biasa, bersih-bersih jalanan depan rumah dan aktivitas bebersih lainnya. Seorang tetangga, yang lumayan dekat dengan ibu, menyapa bapak. "Pakde, bude kelihatan segar ya. Di sana juga bagus ya mesjidnya..."

Bapak tanya, tahu dari mana. Tetangga bilang kemarin ibu habis kirim video via WA. Bapak pun kesal, dan sedikit marah. Kenapa keluarga sendiri tidak dikabari lebih dulu. Kenapa harus tahu kabar ibu dari orang lain. Nanti kalau ada apa-apa, masa orang lain yang tahu duluan?! Ungkap bapak yang masih terlihat kesal saat menceritakan ulang kepadaku.

Begitulah, perkara beri kabar ini nampaknya sederhana tapi bisa jadi rumit, terutama untuk lingkup keluarga, orang-orang yang kita percaya, atau orang-orang yang kita anggap dekat. Tanpa disadari, ada ekspektasi yang tercipta, namun kadang tak sesuai realita.

Lalu, aku teringat temanku yang janji mengabari tapi tak kunjung jua. Tak lama, kudapati kabarnya dari dunia maya. Oh, ini rasanya jadi Bapak.

Comments

Popular posts from this blog

Sejuta Pesona Sawarna

Thrilling Geger Bentang

Another Best Escape