Posts

Showing posts from 2012

Surat dari Legon Pari

Image
backsound: Coboy Junior - Kamu

Pretty Merapi

Image
Kalo nyampe puncak gunung biasanya gue akan bilang “Keren!”, kali ini gue cuma bisa bilang “Merapi cantik.” Hal yang luar biasa bisa balik lagi ke Selo. Mandangin Merbabu sepuasnya. Dengan rumah-rumah yang meringkuk manja di kakinya. Nikmatin keramahan desa beserta udara sejuknya. Sembilan bulan yang lalu gue mengunjungi Merapi tapi gagal mencapai puncak akibat badai. Track : 1. Naik bus jurusan Semarang – Solo, turun di Terminal Boyolali. 2. Naik minibus ke Selo, turun di Pasar Selo. 3. Jalan kaki sekitar dua kilometer ke basecamp. Kenyataan : 1. Naik bus jurusan Semarang – Solo, turun di Terminal Boyolali. 2. Naik minibus ke Selo, turun di Pasar Cepogo. Karena penumpang ke arah Selo sedikit biasanya minibus gak mau narik sampe Selo. Jadilah gue stuck di Pasar Cepogo. Karena tampang gue polos dan gak tau medan disitu, gue ditawarin ojek dengan biaya 75 ribu. Gilak! Ini mah gue bisa beli tiket kereta ke Bekasi. Kata abangnya di atas jam 4 sore udah gak ada kendaraan d

As Simple As That

Image
Menu jogging gue minggu ini sedikit berbeda. Lebih “spesial” dari minggu-minggu sebelumnya. Biasanya gue jogging lingkar dalam UI yang berjarak sekitar 4,8 kilometer. Itupun gue udah ngos-ngosan bak kerja rodi jaman Belanda. Minggu ini gue dapet menu spesial dari temen gue: jogging lingkar luar UI. Yep, jaraknya sekitar 7,2 kilometer *brb pingsan*. Mulai dari Pusgiwa, Asrama, Gerbatama, Stasiun UI, FH, Balairung, FKM, FMIPA, dan kembali lagi ke Pusgiwa tercinta. Berbekal sepatu-boleh-betak-dari-rak, gue memulai jogging sore dengan segenap semangat dan doa. Baru belok kanan keluar Pusgiwa perut bagian kiri gue sakit. Selalu kaya gini tiap gue jogging beberapa menit awal. Temen gue bilang jangan dirasain dan atur napas yang bener. Okay, gak lama sakit di perut gue hilang tertelan bumi. Memasuki Stasiun UI, gantian temen gue yang mules-mules. Hampir setengah perjalanan terlewati. Pusgiwa tinggal sedikit lagi. Tapi, rasanya tenaga sudah habis sama sekali. Biasanya gue sambil de

Transit Harbor

Image
Mungkin saya memulainya dengan orang yang salah Tapi yang saya tau, saya dengar, dan saya percaya Bahwa perasaan itu tidak pernah salah Ia tau kemana harus berlabuh Ia tau kapan harus berhenti Tanpa perlu mencari pelabuhan itu sendiri Ia bertarung dengan ombak tinggi di lautan Untuk mencapai pantai yang paling nyaman Yang memberinya pasir kekuatan Senja mengantarkan saya Pada suatu pelabuhan kecil di ujung dunia Tidak sulit untuk menemukannya Tak perlu bertarung dengan ombak Atau berkelahi dengan matahari Hanya mengikuti putaran kemudi Dan saya suka disini Manis seperti gulali Mungkin saja ini hanya sementara Atau mungkin bagian dari perjalanan manusia Tanpa disadari Badai yang sesungguhnya telah menanti Selepas saya menanggalkan tali di pelabuhan ini Backsound: Maudy Ayunda - Perahu Kertas

Surprise

“Radit mana?” tanya seorang gadis kurus kepada Reno. Ia sangat excited menyambut pria bernama “Radit” ini. Namun, yang ditunggu-tunggu tidak terlihat batang hidungnya sejak packing pagi tadi. Raut wajah sang gadis nampak kecewa. “Radit harus jemput mama ke bandara. Dia nitip ini buat elo.” Reno memberikan bungkusan kecil yang langsung membuat gadis kurus tersenyum begitu melihat isinya. Makasih Radit, you know me. Tapi, bukan ini yang ia inginkan sekarang, melainkan orang yang memberinya bungkusan ini. “Dia minta maaf karena gak jadi ikut. Don’t get glum , Milo. Masih ada gue dan Adri, okay ?” Reno memainkan alisnya genit sambil mengajak high-five . Hari ini hari yang spesial bagi seorang gadis kurus bernama Milly Raisha Wijaya. Pria bernama Radit itu sudah janji sejak minggu lalu untuk menemaninya naik gunung. Dan ketidakikutsertaan Radit yang tiba-tiba itu membuat mood Milly bagai naik roller coaster . Dari kursi pengemudi Adri mengamati adiknya yang sepanjang perjalanan cem

Delapan Kali

Image
Ada yang pernah nyobain wall climbing sampe delapan kali? Kalo buat anak FPTI ini makanan pembuka, tapi buat pemula kaya gue ini bukan hal yang biasa. Rabu lalu gue dan temen-temen latihan manjat di Pusbintakwa. Janjian jam delapan malem dan baru manjat jam sembilan (biasa, jam karet). Setelah pemanasan, gue bouldering dulu, sok-sok-an nyobain jalur padahal nemplok di wall aja udah syukur. Di wall sebelahnya runner udah kepasang sampe runner ketiga. I tried it. Pake harness, sepatu, chalk bag, bikin simpul, and ready! Sebelumnya gue udah pernah manjat di wall ini dan cuma sampe tai kebo (salah satu nama point di wall Pusbintakwa, terletak paling ujung, samping runner kedua, entah siapa yang ngasih nama kaya gitu). Target gue kali ini gak muluk-muluk, gue harus bisa nge-hang (ngegantung di wall yang miring 70 derajat, atasnya tai kebo). First try.. I did it! Gue ngelewatin tai kebo dan selanjutnya senior gue ngasih instruksi dari bawah. Tangan kanan megang tanduk, tangan ki

Granny

Image
Suatu pagi di hari Senin. Seperti biasa, saya bangun lebih pagi dan bersiap menuju kota Depok, kembali ke kehidupan mahasiswa, kembali menuntut ilmu. Bapak mengantar saya sampai jalan raya dimana saya biasa menunggu bus. Sepuluh menit berlalu dan bus P 9 BT jurusan Kampung Rambutan muncul dari ujung belokan jalan raya. Saya hapal jam lewat bus ini karena saya cukup sering menggunakannya. Saya yakin keneknya juga jadi hapal sama saya *krik, pede amat lu. Saya naiki bus tersebut dan duduk di dekat jendela bangku ukuran dua orang baris kedua dari depan. Seperti biasa pula, bus ini selalu penuh sesak tiap Senin pagi. Tak lama, kursi kosong di sebelah saya ditempati oleh seorang ibu, umurnya sekitar 60 tahun. Badan mungilnya dibalut baju muslim warna krem dengan jilbab coklat. Saya langsung teringat oleh sosok almarhumah granny. Bagaimana kabar beliau ya di atas sana? Does she miss me? Does she know that I’ve been growing up? Does she know that brother has a girlfriend now? Does she kn

Thrilling Geger Bentang

Image
It’s not about reaching the top of the mount, it’s about the journey. Setengah 4 pagi. Ya, gue pasang alarm jam segitu. Tapi kenyataannya baru bangun satu jam setelahnya #taktakdes. Ini minggu yang spesial, karena minggu ini gue dan temen-temen Pasatwa akan mendaki gunung Geger Bentang. Sebuah gunung yang terletak di daerah Bogor. Sebuah gunung yang kata temen gue anak Psiko, “Ati-ati, Git. Temen gue ngambil air di bawah gak bisa balik lagi ke atas.” Sebuah gunung yang kata temen gue anak FE, “Gerben kan jalur ilegal, nanti kalo gue ilang gak dicariin.” Deg . Perjalanan kali ini anggota muda dibagi menjadi dua tim, masing-masing tim terdiri dari tujuh orang. Tim 1 terdiri dari Idris, Agung, Rhey, Adel, Afi, Mega, dan diketuai oleh Vamol. Tim 2 terdiri dari Ichal, Budy, Ito, Cynthia, Ayu, Indah, dan diketuai oleh Dimas. BPH ikut semua minus paketu. Beliau lagi sakit dan semalem sms fix gak ikut ke Gerben. Seketika kaki gue lemes, gue langsung hopeless Target gue pun turun, buk

Earth Camp

Image
Berawal dari ajakan seorang teman sekaligus pertanyaan “Heh, mau dapet jodoh gak lu?” yang masih saya ingat sampe sekarang, saya dan beberapa teman pergi ke Bumi Perkemahan Oray Tapa untuk mengikuti Earth Camp pada tanggal 27-29 April 2012. Earth Camp ini diselenggarakan oleh Greenpeace dalam rangka menyambut Hari Bumi atau Earth Day yang jatuh pada tanggal 21 April. Day 1 Kami berangkat dari Depok menuju kantor GP di daerah Kemang sekitar pukul setengah 5 sore dan harus udah sampe di kantor pukul 6. Berhubung lagi macet plus angkutan menuju kesana harus berganti sebanyak 3x, kami memutuskan untuk sewa angkot. Pilihan kami jatuh kepada angkot kijang biru yang lagi ngetem. Terjadi tawar menawar yang cukup sengit antara supir-angkot-susah-dinego dengan Uli. Si abang maunya 150 ribu, kita maunya cepek. Tiba-tiba supir angkot sejenis datang menghampiri kami dan bilang mau ngangkut dengan biaya cepek. Supir kedua bilang, kalo supir 1 gak mau bawa dengan biaya cepek biar supir 2 yang bawa.